Chatib Basri Angkat Bicara Soal Jokowi Effect Terhadap Saham dan Rupiah

Jakarta -Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri angkat bicara soal fenomena 'Jokowi Effect' terhadap pasar saham dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, akhir pekan lalu.

Ia menuturkan ada fenomena lokal yang kuat mendukung sentimen positif tersebut sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa cerah di akhir pekan. Namun Chatib tak menyebutkan secara langsung, bahwa fenomena lokal itu adalah soal pencapresan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.


"Indeks saham regional Jumat kemarin bervariasi Sehingga penguatan IHSG kemarin cerminan dari sentimen lokal yang kuat sekali. Dari sini bisa disimpulkan bahwa penguatan IHSG adalah sentimen positif lokal. Bisa jadi adalah efek dari Jokowi. Karena mungkin bisa dilihat, ada lagi nggak selain itu dari lokal," kata Chatib berbalik bertanya kepada detikFinance, Minggu (16/3/2014).


Ia mengatakan bila melihat dampak dari faktor eksternal pada Jumat lalu hampir tidak ada. Terlihat nilai tukar rupiah hanya menguat sedikit. Itu pun adalah karena tren yang sudah terjadi dari sebulan yang lalu, begitu juga dengan yield bond.


"Sentimen positif eksternal biasanya tercermin dari menguatnya nilai tukar dan menurunnya yield. Hari Jumat kemarin praktis rupiah hanya menguat 30 point menjadi Rp 11.356/US$. Penguatan rupiah praktis sudah terjadi sejak bulan lalu. Jika kita lihat bond yield, Jumat kemarin juga relatif stabil. Artinya Jumat kemarin praktis sentimen positif bukan disebabkan oleh arus modal asing yang masuk ke SUN atau ke rupiah. Jadi fenomena Jumat kemarin bukan fenomena eksternal," paparnya


Chatib mengakui unsur sosok pemimpin dapat meningkatkan kepercayaan terhadap investor. Alasannya terkait dengan bagaimana investor itu tetap tenang dalam menempatkan dananya di Indonesia. Namun tetap dalam pasar keuangan, logika profit masih menjadi prioritas investor.


"Ada unsur seperti itu. Tapi kembali lagi logika pasar itu adalah profit. Jangan sampai ketika profitnya besar dan ada profit taking itu disebut itu sentimen dari sosok tadi berakhir. Ada fluktuasi itu juga harus menjadi perhatian," jelasnya.


Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara mengejutkan naik 152,476 poin (3,23%) ke level 4.878,643 pada penutupan perdagangan, yang dibarengi penguatan rupiah. Banyak pihak menilai ini merupakan dampak dari rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maju jadi capres di Pemilu 2014.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!