Hatta mengatakan, lonjakan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih menjadi ancaman tahun ini. Dalam APBN 2014, subsidi BBM dipatok sebesar 48 juta kiloliter (KL).
Menurut Hatta, konsumsi BBM subsidi sangat bergantung dari upaya pengendalian yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Seperti program pembatasan konsumsi BBM subsidi dan RFID sampai sekarang tidak jelas.
"RFID mana? Omdo (omong doang). Capek omdo terus. Pengendalian dan pembatasan mana," ujar Hatta di kantornya, Jakarta, Rabu (19/3/2014)
Hatta mengaku belum melihat kelanjutan dari program yang sudah direncanakan tersebut, baik RFID maupun pembatasan konsumsi BBM subsidi. Meskipun dalam dua bulan berjalan di 2014, konsumsi BBM masih berada pada tahap normal.
"Kita kan belum lihat lagi progresnya," tegas Hatta.
Realisasi konsumsi BBM di 2013 adalah sebesar 46 juta KL. Hatta menilai konsumsi akan terus bertambah sering dengan pertumbuhan ekonomi. Sehingga diperlukan program yang benar-benar nyata.Next
(mkl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
