"Saya mau ambil 2 contoh, J.CO Donuts itu fenomena karena dia bisa banyak menaklukan franchise internasional seperti Krispy Kreme doughnuts dan seharusnya dia bisa jual (produknya) ke luar negeri. Yang kedua saya lihat bagaimana Lion Air membuka dan menyerbu pasar Malaysia lewat Malindo Air. Ini saya lagi berpikir dia punya pesawat dan pengalaman baik mestinya kita bisa menyerbu pasar mereka," ungkap Lutfi, di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta, Rabu (19/03/2014).
Menurut Lutfi merek J.CO dan Lion Air tidak kalah dari merek asing lainnya. Namun sayangnya kedua merek nasional itu masih mengejar pasar di dalam negeri.
"Jangan sampai kita defensif terus di dalam negeri dan kita eksplorasi pengusaha agar pengusaha kita keluar negeri biar sukses," imbuhnya.
Selain itu, ada merek Indofood yang mengeluarkan produk mi instan, juga ada Mayora untuk produk makanan. Lutfi juga menyebut produk Tolak Angin dan Kopi Kapal Api.
"Contohnya seperti barang kita mestinya bisa bersaing di luar negeri seperti Tolak Angin tetapi itu pakai bahasa Indonesia. Jadi saat masuk pasar seperti Singapura dianggapnya masa in wind itu nggak bisa. Kedua siapa yang bisa mengalahkan produk kita Kopi Kapal Api. Bisa bersaing seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Tetapkan namanya Kapal Api ini sulit jualannya bentuk atau logonya seperti retro," katanya.
Rencananya, Kementerian Perdagangan akan memfasilitasi dengan memberikan program penguatan merek melalui ekonomi kreatif yang nantinya diharapkan akan membantu penetrasi produk Indonesia ke luar negeri. Cara ini sebenarnya sudah dilakukan negara Jepang yang sukses memasarkan produknya keluar negeri.
"Kita mesti bantu dari Kemendag dengan cara kasih modal supaya branding-nya bisa diaplikasi. Pengalaman saya di Jepang itu punya program Cool Japan. Produk yang laku di Jepang itu mendapatkan bantuan dari Kemendag Jepang untuk berkiprah di luar negeri. Tetapi masalah kita bukan hanya branding, kita ini terlalu santai dengan market yang besar ini. Jadi kita harus serbu pasar ASEAN," cetusnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
