Direktur Operasional Listrik Jawa, Bali, dan Sumatera PLN Ngurah Adnyana mengatakan belum adanya pasokan tambahan dari pembangkit-pembangkit listrik baru membuat 'lampu kuning' sektor listrik di Jawa-Bali makin nyata.
"Nanti 2016 kalau tidak ada tambahan pasokan, bisa jadi 'lampu kuning,. Tapi sudah ada beberapa langkah yang kami lakukan, di antaranya pembangkit listrik Grati dan Muara Karang akan kita tambah kapasitasnya," jelas Adnyana kepada detikFinance, Selasa malam (13/5/2014).
Namun, ujar Adnyana, masalahnya adalah ketersediaan anggaran investasi PLN. Ini yang menjadi perhatian pihak PLN, agar krisis listrik tidak terjadi.
Belum lagi, rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah, yang merupakan pembangkit terbesar di ASEAN berkapasitas 2.000 MW, saat ini terancam molor karena permasalahan lahan.
"PLTU Batang sangat vital, karena setiap tahun kita perlu tambahan 1.500 MW dan Batang itu 2.000 MW. Itu saja Batang hanya mampu menampung setahun. Rencananya 2016 sudah beroperasi tapi sepertinya mundur. Ini bisa saja terjadi kondisi lampu kuning," tegas Adnyana.
Kondisi ini memang harus diantisipasi pemerintah, karena tiap tahun pertumbuhan permintaan listrik di Jawa-Bali bisa mencapai 7%. Angka ini dianggap cukup besar.Next
(rrd/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
