Proses konstruksi proyek MRT berjalan lebih lancar, sedangkan proyek Monorel Jakarta justru tersendat.
Direktur Teknik PT Jakarta Monorail Bovanantoo menerangkan, kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan perbedaan skema pembiayaan proyek MRT dan monorel.
Proyek MRT secara penuh dibiayai oleh pemerintah pusat dan provinsi, sedangkan proyek monorel murni dibiayai oleh swasta. Skema pembiayaan monorel memakai konsep kerjasama pemerintah swasta (Public Private Partnership).
"Karena mungkin ada perbedaan. Ini kan proyek PPP. Jadi proyek PPP skemanya berbeda. Kami termasuk PPP yang pioner untuk proyek infrastruktur transportasi basis rel," kata Bovanantoo kepada detikFinance, Rabu (20/8/2014).
Selain itu, adanya proses penyelesaian kelengkapan dokumen yang diminta oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang harus dipenuhi. Bovanantoo menargetkan, proyek monorel kembali bisa dilanjutkan pada pertengahan September 2014.
Pasalnya Pemprov DKI memberi target untuk segera dimulai. "Bulan September pertengahan dimulai," sebutnya.
Saat dimulai, tidak ada perubahan jalur yang dilewati Monorel Jakarta. Tahap awal rute yang dikerjakan adalah jalur biru (blue line) sepanjang 14,2 kilometer. Rute tersebut menyusuri Tebet-Saharjo-Menteng Dalam-Casablanca-Ambasador-Sudirman WTC-Menara Batavia-Dukuh Atas-Kebon Kacang-Tanah Abang-Cideng-Tomang-Taman Anggrek.
"Nggak ada perubahan rute yang diharapkan. Yang ada pendetailan secara teknis tentang posisi stasiun," sebutnya.
(feb/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!