Menurut artis Olga Lydia, harga BBM saat ini tidak mencerminkan keadilan. Warga di timur seperti Papua harus membayar jauh lebih mahal untuk BBM bersubsidi.
"Di Wamena, Papua, harga solar Rp 20.000 nggak ada yang ribut," ujar Olga saat diskusi bertema 'Subsidi BBM, Solusi atau Masalah?' di Double Bay Lounge & Dinner, Ibis Budget Hotel Menteng, Jakarta, Minggu (7/9/2014).
Dia mengusulkan, besaran harga BBM seharusnya ditetapkan secara nasional sehingga tidak ada disparitas harga. Ini adalah keadilan harga.
"BBM harusnya dinaikkan harganya, jadi harga NKRI. Di Papua, Kalimantan, Jawa, seluruh Indonesia harganya sama. Itu namanya keadilan," tegasnya.
Di tempat yang sama, sineas Joko Anwar juga mengusulkan kenaikan harga BBM. Menurutnya, anggaran subsidi BBM sudah sepatutnya dialihkan untuk hal yang lebih produktif.
"Kalau kita tahu angka dan faktanya, semua pasti setuju subsidi BBM dialihkan ke pihak yang lebih berhak mendapatkannya. Kesadaran kolektif harus ditumbuhkan untuk membuka kesadaran masyarakat tentang subsidi BBM," papar Joko.
Joko menyebutkan, penerima subsidi BBM sebagian besar adalah kalangan menengah. Menurutnya, lebih dari separuh subsidi BBM dinikmati oleh mereka yang tidak berhak.
"Subsidi BBM sekarang 53% dipakai mobil pribadi. Kalau BBM nggak naik, maka komponen lain di RAPBN 2015 diturunkan. Contoh pendidikan sebelumnya Rp 119 triliun, sekarang turun cuma jadi Rp 109 triliun. Perumahan turun dari Rp 27 triliun jadi Rp 18,6 triliun. Jelas terlihat RAPBN nggak mendukung pendidikan dan perumahan rakyat, potensi negara yang tidak stabil," jelas Joko.
(drk/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
