"Apapun alasannya, kami menolak harga BBM dinaikkan," tegas Sekretaris Jenderal KSPI, Muhammad Rusdi dalam konferensi pers di Hotel Mega, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/9/2014).
Menurut Rusdi, mayoritas buruh menggunakan sepeda motor berbahan bakar Premium yang masih disubsidi pemerintah. Dengan dinaikkannya harga BBM bersubsidi, maka meski upah buruh ikut naik tetap tidak akan berpengaruh. Daya beli pada akhirnya tetap akan berkurang.
"Pemerintah tak pernah memikirkan efek domino kalau BBM naik. Mayoritas buruh pakai motor, nggak pernah ada subsidi silang. Efek domino dari kenaikan harga, itu akan mengurangi pendapatannya, mengurangi layak hidup. Kita bekerja tapi miskin. Kita kerja dapat upah (naik), tapi nggak punya daya beli," paparnya.
KSPI, lanjut Rusdi, mengusulkan subsidi BBM tetap diberikan. Jika pemerintah ingin menghemat anggaran, bisa dilakukan dengan cara lain.
"Kita ingin penghematan yang lain. Penghematan di belanja barang di seluruh departemen, ini nggak merugikan siapapun. Kejar itu korupsi kakap. Harus investasi ulang terhadap kontrak karya," tuturnya.
Jika pemerintah masih bersikeras untuk mengambil kebijakan ini, tambah Rusdi, mereka pun siap untuk mengerahkan massa turun ke jalan. "Kami tetap akan tolak," ujarnya.
(zul/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
