Sementara cicil emas naik 11,28% (year to date) menjadi Rp 76,93 miliar per Juni 2014 dari Rp 69,13 miliar pada Januari 2014.
Senior Executive Vice President Pembiayaan Ritel BSM Edwin Dwidjajanto mengatakan, untuk pengembangan bisnis Gadai Emas ini, sejak 2013 perseroan membuka konter layanan gadai yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia dan Bank Mandiri.
Saat ini, lanjut Edwin, BSM telah memiliki 320 Konter Layanan Gadai yang tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air. Dari jumlah tersebut, sebanyak 35 kantor layanan merupakan hasil kerja sama dengan PT Pos Indonesia, 6 kantor dengan Bank Mandiri, dan 5 kantor bekerja sama dengan Bank Sinar Harapan Bali.
"Kami akan meningkatkan kerja sama dengan berbagai institusi keuangan untuk mengembangkan bisnis gadai dan cicil emas ini. Melalui kerja sama ini pula, kami pun optimistis gadai dan cicil emas BSM dapat tumbuh 20% hingga akhir 2014," kata Edwin seperti dikutip dari siaran tertulis, Minggu (7/9/2014).
Menurut Edwin, BSM akan fokus menggarap segmen ritel dalam mengembangkan bisnis gadai dan cicil emas. Pasalnya, pangsa pasar pada segmen ini masih terbuka dan potensial.
"BSM tetap menjaga pertumbuhan gadai dan cicil emas sesuai arahan regulator," tegas Edwin.
Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah nasabah gadai emas yang mencapai 40 ribu orang hingga Juni 2014, tumbuh 11% dalam kurun waktu Januari-Juni 2014. Bahkan jumlah nasabah cicil emas yang baru diperkenalkan pada 2013 sudah mencapai lebih dari lima ribu nasabah hingga Juni 2014.
Perkembangan itu juga mendorong peningkatan pendapatan berbasis biaya (fee based income) BSM. Hingga Juni 2014, gadai dan cicil emas BSM menyumbang fee based income sebesar Rp 87,85 miliar. Jumlah itu merupakan penyumbang terbesar kedua bagi BSM setelah bisnis haji dan umrah.
(hds/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
