Pengakuan ABK Kapal Thailand: Ikan di RI Banyak, Malaysia Sedikit

Batam -Hari ini, kapal asing asal Thailand yaitu KM SUDHITA 28 akan ditenggelamkan di Selat Dempo, Batam, Kepulauan Riau. Salah satu Anak Buah Kapal (ABK) KM SUDHITA 28 yaitu Anothai Kongplad atau biasa disapa Bon, mengungkapkan alasan mengapa mau menangkap ikan di zona laut Indonesia.

"Saya hanya cari uang saja," kata Bon yang agak lancar menggunakan bahasa Indonesia kepada detikFinance di kantor pusat Dermaga Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam di Barelang, Jembatan Dua, Batam, Senin (9/2/2015).


Bon berusia 27 tahun dan telah memiliki seorang istri dan seorang anak laki-laki yang tinggal di Malaysia. Menurut Bon, laut Indonesia memiliki populasi ikan luar biasa dibandingkan laut yang berada di zona Thailand.


"Ikan di Indonesia banyak, di Malaysia sedikit. Lebih sering menangkap di Indonesia," ungkapnya.


Dari beberapa hasil tangkapan ikan yang didapat Bon, ia kerap membawa ikan tenggiri hingga hiu martil. Di Thailand, ikan tenggiri dijual 120 baht/kg atau setara Rp 46.300/kg.


Namun ada yang mengganjal dari pendapat Bon. Bon mengungkapkan, diberikan gaji sebesar Rp 40 juta/tahun. Padahal asal negara Bon dan kapal tersebut adalah Thailand yang bermata uang baht tetapi digaji dalam rupiah.


"Satu tahun rata-rata Rp 40 juta. Selain itu ada persen-persennya," imbuh Bon.


Atas peristiwa ini, Bon mengaku kapok. Ia tidak ingin lagi mencari ikan secara ilegal agar tidak lagi berurusan dengan pihak negara lain. Ia ingin kembali ke Malaysia bertemu dengan keluarga tercinta atau kembali ke tanah kelahirannya di Thailand untuk membuka usaha.


"Nanti pulang ke Thailand. Jaga kedai internet," katanya sambil tertawa.


(wij/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com