Sistem ini diberi nama Single Sign On (SSO) Karantina dan layanan elektronika. Sistem ini sudah terkoneksi dengan Indonesia National Single Windows (INSW) tentang perizinan ekspor impor Indonesia.
SSO akan terkoneksi dengan beberapa Kementerian/Lembaga teknis lainnya untuk mempermudah proses perizinan untuk pemasukan dan pengeluaran produk pertanian khususnya hortikultura atau buah dan sayur.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa berharap sistem ini dapat mendukung upaya pemerintah menurunkan biaya logisik yang cukup besar. Kemudian sistem ini diharapkan dapat mendongkrak daya saing produk Indonesia dan tentu saja mensejahterakan masyarakat Indonesia.
"Ini kan proses perizinan satu pintu, jangan satu pintu tetapi jendelanya banyak dan bisa loncat-loncat. Perizinan di kita itu luar biasa banyaknya dan sampai sekarang kita masih berpikir keras untuk memangkas perizinan itu. Kita menempati urutan 75 dari indeks penilaian biaya logistik di dunia atau 40% dari cost production. Kalau ini diterapkan dan dweeling time (waktu tunggu) kurang dari 4 hari dahsyat kita. Muaranya ada dua yaitu daya saing dan kesejahteraan masyarakat," pesan Hatta saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (18/11/2013).
Ia pun tidak khawatir bila di tahun 2015 nanti, sistem INSW akan digabungkan dengan sistem ASEAN Single Windows karena adanya Pasar Bebas ASEAN 2015. "Saya tidak terlalu khawatir karena kita lebih maju," tegas Hatta.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Kementan Banun Harpini menyatakan untuk membangun dan mengoperasikan sistem ini, pihaknya merogoh Rp 500-600 juta/tahun.Next
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!