Ini Cara OJK Buat Masyarakat 'Melek' Keuangan

Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan tingkat literasi keuangan atau akses masyarakat terhadap industri keuangan di Indonesia masih minim. Terkait hal ini pihaknya meluncurkan Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan dalm rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat agar 'melek' terhadap industri keuangan.

Lalu, apa saja cara OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat soal industri keuangan ini?


"Kenyataannya ada berbagai kerentangan sektor keuangan faktor dari sifat fundamental dan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat kita," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad saat acara Peluncuran Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, di JCC Senayan, Selasa (19/11/2013).


Muliaman menyebutkan, dari hasil survei di 27 provinsi di Indonesia, sedikitnya 8.000 responden menggambarkan tingkat literasi keuangan. Berdasarkan hasil survei, sektor perbankan merupakan pangsa pasar terbesar di sektor keuangan.


Dia merinci, di sektor asuransi 18 orang per 100 orang yang paham, 12 persen yang betul-betul memanfaatkan jasa asuransi, pegadaian 500 orang sudah memahami pegadaian, tapi pemanfaatannya baru 5 persen, 10 orang paham multifinance, dengan tingkat pemanfaatan 6 persen, 7 persen mengerti dana pensiun, pemanfaatan 2 persen, 2 persen pasar modal dengan pemanfaatan kuarang dari 1 persen.


"Memperhatikan hasil survei, upaya peningkatan literasi sangat penting, peningkatan pemahaman, langkah awal, bagi perluasan akses, peningkatakan kualitas produk keuangan untuk kesejahteraan," ujarnya.


Muliaman menjelaskan, pemerintah melalui program inklusif, memperluas akses masyarakat produk dan jasa keuangan untuk mendukung literasi keuangan sebagai prioritas.Next


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!