Demikian dikutip detikFinance dari data Kementerian Perdagangan, Selasa (8/7/2014). Pada 2009, impor kurma tercatat 16,44 juta kg dengan nilai US$ 16,26 juta. Setahun kemudian naik menjadi 16,99 juta kg (US$ 18,096 juta).
Kemudian pada 2011, impor kurma melonjak di angka 20,14 juta kg dengan nilai US$ 20,55 juta. Menyusul pada 2012 sebanyak 22,56 juta kg (US$ 26,32 juta), dan 2013 naik lagi menjadi 29,11 juta kg (US$ 37,5 juta).
Impor kurma ini berasal dari negara-negara di Timur Tengah, AS, sampai Tiongkok. Pada 2009, Mesir mengimpor kurma senilai US$ 4,86 juta, 2010 turun menjadi US$ 4,75 juta, 2011 naik lagi di US$ 5,26 juta, 2012 naik menjadi US$ 7,35 juta, dan 2013 turun menjadi US$ 6,38 juta.
Sementara impor kurma dari Tunisia pada 2009 tercatat US$ 4,95 juta, 2010 turun di US$ 4,85 juta, 2011 naik menjadi US$ 5 juta, 2012 naik lagi di posisi US$ 8,56 juta, dan 2013 melonjak menjadi US$ 13,39 juta.
Dari Uni Emirat Arab, tercatat Indonesia mengimpor senilai US$ 3,74 juta pada 2009. Kemudian pada tahun 2010 naik menjadi US$ 5,06 juta, 2011 turun sedikit menjadi US$ 5,04 juta, 2012 turun lagi di US$ 4,75 juta, dan 2013 melonjak menjadi US$ 11,04 juta.
Iran juga ikut memasok kurma ke Indonesia senilai US$ 1,69 juta pada 2009, 2010 naik menjadi US$ 2,27 juta, 2011 naik lagi ke US$ 3,2 juta, 2012 naik di posisi US$ 3,5 juta, dan 2013 kembali naik menjadi US$ 4,12 juta.Next
(drk/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!