Wamenkeu: Indonesia Tak Boleh Lagi Ekspor Barang Mentah

Jakarta -Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) punya pandangan sendiri bagaimana mengelola sumber daya alam yang melimpah di Indonesia contohnya produk tambang. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan tidak lagi mengekspor produk tambang mentah tetapi dalam bentuk olahan.

"Kita jangan lagi mengeskpor komoditas yang masih mentah. Ini seperti kita jual tanah air. Timah ore, kapalnya seperti bawa tanah. Kita sedih apalagi kalau kita ekspor tanah yang masih merah," ungkap Bambang saat menghadiri sebuah acara bertemakan Hari Kependudukan Dunia di Hotel Borobuddur, Jakarta, Senin (14/07/2014).


Selain tambang, produk komoditas lainnya seperti kakao, karet dan CPO juga harus diekspor dalam bentuk olahan. Khusus CPO, Bambang punya perhatian lebih karena komoditas ini banyak dihasilkan oleh Indonesia.


Volume ekspor CPO beserta produk turunannya pada tahun 2013 mencapai 21,2 juta ton atau naik 16% dari tahun sebelumnya yang hanya 18,2 juta ton. Nilai ekspor CPO Indonesia adalah yang tertinggi di dunia disusul Malaysia di tempat kedua.


"CPO jangan puas sebagai eksportir CPO terbesar di dunia. Akan lebih bagus Indonesia menjadi negara terdepan industri turunan dari CPO. Belum lagi karet, kakao dan sebagainya," imbuhnya.


Untuk itu, Bambang menegaskan Indonesia harus merubah pandangan ekonominya yang selama ini terjebak pada pendekatan komperatif di mana ekspor barang mentah diutamakan. Di negara dunia manapun saat ini, pendekatan komperatif sudah tidak lagi digunakan dan dialihkan kepada produk bernilai tambah.


Masalahnya sekarang adalah Indonesia membutuhkan teknologi industri artinya program intelectual capital yang dilakukan oleeh Korea Selatan sangat penting penting. Bambang menyebut Korea menjadi negara maju di duni karena konsisten dengan konsep intelectual capital dan industrinya.


"Ingat, Samsung ini begitu besar kekuatannya saat ini. Dulu kalau kita mau beli TV kita pilih merek Sony tetapi sekarang cari Samsung. Hari ini Samsung bisa bersaing dengan Apple. Sedangkan mobilnya Korea bersaing dengan Toyota," cetusnya.


(wij/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!