Konsolidasi Perbankan Sulit, Gajinya Beda-beda

Jakarta -Perbankan Indonesia masih terus dihadapkan soal konsolidasi demi menghadapi persaingan usaha di tingkat regional. Konsolidasi ini dinilai sulit dilakukan karena banyak faktor, salah satunya adalah gaji pegawai yang berbeda-beda.

Konsolidasi itu bisa dilakukan melalui merger atau akuisisi demi tercapainya sebuah bank yang lebih besar, terutama dari sisi aset dan permodalan. Bank yang tadinya mau berkonsolidasi tapi batal adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).


Masih ada dua lagi bank milik negara, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Keempat bank BUMN ini pernah juga diusulkan bergabung dalam satu induk usaha alias holding company.


Direktur Utama BNI Gatot Suwondo mengatakan konsolidasi perbankan butuh waktu lama untuk bisa merealisasikannya.


"Perlu waktu juga. Tapi empat bank ini masalahnya, ada yang gajinya jomplang untuk posisi yang sama. Jadi perlu waktu. Yang tak pernah dihitung ketika merger adalah social cost. Itu jomplang-jomplangan tadi," katanya saat ditemui di acara BUMN Forum dengan tema Infrastruktur dan Transisi di BUMN, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Selasa (19/8/2014).


"Pada tahun 2000 kita konsolidasi bank, empat bank jadi satu. Untuk berjalan stabil butuh waktu. Itu baru stabil 2005. Lima tahun berarti. Saya pun pernah ikut memimpin merger. Delapan bank swasta merger yang sekarang disebut Danamon. Perlu waktu," tambahnya.


Lagipula menurut Gatot, ukuran aset bank yang harus besar itu bukan langkah yang tepat dalam menghadapi Pasar Bebas ASEAN. Alangkah lebih baik jika dalam negeri bisa diberi kesempatan untuk membuka cabang lebih banyak di luar negeri.Next


(ang/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!