58% Pasokan Elpiji Pertamina Masih Harus Diimpor

Jakarta -Saat ini, Indonesia masih banyak mengimpor produk liquified petroleum gas (LPG/elpiji). Bahkan lebih dari setengah pasokan elpiji di dalam negeri adalah barang impor.

Demikian diungkapkan Vice President Gas dan Gas Domestik Pertamina Gigih Wahyu di Jakarta, Rabu (10/9/2014). "Impor elpiji kita sebanyak 58% dari total kebutuhan 6,1 juta MT (metrik ton)," ungkapnya.


Dari total kebutuhan 6,1 juta MT per tahun, lanjut Gigih, yang dipasok dari dalam negeri hanya 2,5 juta MT. "Pasokan elpiji dalam negeri sudah kita serap semua dari KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) dan kilang Pertamina. Tapi belum cukup," katanya.


Harga yang dibayar untuk impor elpiji pun cukup mahal. Menurut Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, saat ini harga pasar elpiji adalah Rp 12.192 per kg. Sementara Pertamina menjualnya dengan harga lebih murah.


Untuk elpiji ukuran 12 kg, saat ini harga jualnya adalah Rp 7.959 per kg. Sementara untuk ukuran 3 kg lebih murah lagi, yaitu Rp 4.250 per kg, karena disubsidi pemerintah.


(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!