Bos Garuda Siap Bereskan 25 'PR' dari Dahlan Iskan

Jakarta -Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar baru saja menggelar pertemuan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kemarin. Pertemuan tersebut membahas langkah strategis dalam upaya mengurangi kerugian perusahaan. Disetujui 25 langkah strategis sebagai hasil dari pertemuan tersebut.

"Saya ajukan 15 waktu itu, tapi setelah ketemu pak Dahlan jadi 25. Itu yang harus diselesaikan sampai akhir tahun. Kami percaya kami bisa. Itu memang sudah komitmen," ujar Emir usai menghadiri acara peluncuran buku 'Transformasi Garuda: From One Dollar to Billion Dollars Company' di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (4/9/2014).


Pokok bahasan dalam pembahasan pagi itu adalah upaya efisiensi operasional perusahaan. Dalam hal ini, pertama itu soal rute, di mana rute-rute yang jarang diisi itu ditinggalkan.


"Tapi kalau ada tapi isinya nggak pernah penuh kita ada opsi ganti dengan pesawat yang lebih kecil. Mungkin atau enggak, kita usaha dulu," ucap dia.


Kedua, adalah dengan menekan konsumsi bahan bakar. Caranya mengatur ulang jadwal penerbangan manajemen waktu lepas landas dan waktu pendaratan. Ini adalah langkah untuk merespon kondisi saat ini yang dianggap mengakibatkan konsumsi bahan bakar menjadi boros.


"Rata-rata hampir 15-20 menit harus mengidar (berkeliling) baru kita bisa mendarat. Apalagi kalau take off itu bisa tunggu 10 antrian. Itu boros sekali bahan bakar," ucap dia.


Ia mencontohkan, untuk jenis pesawat Boeing 737, memiliki konsumsi 3.600 liter bahan bakar per 10 menit.


"Bisa dihitung berapa ratusan ribu bahan bakar yang terbuang sia- sia saat akan melakukan penerbangan. Dikalikan saja berapa menit tadi waktu terbuang untuk menghindar," kata dia.


Emir mengatakan untuk memperoleh efisiensi tersebut maka harus menyelaraskan pertumbuhan jumlah armada dengan pertumbuhan infrastruktur yang ada.


"Kita juga mengerem pesawat baru datang sambil tunggu infrastruktur siap. Kalau peswat kita banyak bisa angkut penumpang banyak, tapi waktu terbuangnya banyak, bahan bakarnya terbuangnya banyak itu sama nggak efisien. Itu salah satu yang jadi bahan pembicaraan dengan pak dahlan. Itu salah inti-intinya," pungkas dia.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!