'Perang Dingin' Hermes-Louis Vuitton Akhirnya Berakhir

Paris -Perang dingin selama empat tahun antara pemegang saham dua merek fesyen ternama, Hermes dan LVMH, akhirnya berakhir. Pemegang merek Louis Vuitton itu harus melepas saham Hermes.

Seperti dikutip dari AFP, Jumat (5/9/2014), keduanya sepakat untuk melakukan gencatan senjata setelah bersitegang selama hampir lima tahun. Selama ini LVMH sudah membeli saham Hermes secara diam-diam sampai menguasai hingga 23%.


Pembelian saham ini tidak direstui oleh Hermes karena tanpa persetujuan dan melalui serangkaian akuisisi rumit yang melibatkan beberapa institusi keuangan.


LVMH yang punya aneka produk mulai dari sampanye sampai koper ini mulai mengoleksi saham Hermes secara diam-diam mulai 2010. Waktu itu hanya 14,2% saham Hermes yang dikuasai LVMH.


Sekarang nilai sahamnya sudah mencapai 6,8 miliar euro (Rp 100 triliun). Bisa dibayangkan betapa kagetnya keluarga Hermes mengetahui hal ini. Efeknya, dewan komisaris dan direksi Hermes menutup semua celah supaya tak ada lagi saham yang bocor ke LVMH.


Akhirnya kedua pihak, yang difasilitasi pengadilan perdata Prancis, sepakat untuk mengakhiri perang dingin ini. LVMH pun diminta mengembalikan saham Hermes dan selama lima tahun ke depan dilarang membeli saham produsen scarf dan tas mewah tersebut.


Kabar mengejutkan ini langsung membuat saham Hermes anjlok hingga 9,38% pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat. Sebaliknya, saham LVMH justru naik 2,1% karena bakal mendapat dana segar dari penjualan saham Hermes.


LVMH didirikan oleh taipan bisnis asal Prancis, Bernard Arnault, yang berada di bawah naungan Groupe Arnault. Perusahaan induk milik Bernard ini yang juga memegang saham Dior.


Dior juga punya saham di Hermes. Groupe Arnault hanya diperbolehkan memegang 8,5% saham Hermes setelah pengembalian pada 20 Desember mendatang.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!