Solar Dibatasi, Nelayan Muara Baru Rugi Rp 1 Miliar

Jakarta -Adanya kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang diberlakukan pemerintah sebesar 20%, berimbas kerugian pada nelayan di Muara Baru, Jakarta Utara. Selama 2 minggu, nelayan tidak melaut dan rugi hingga Rp 1 miliar.

Ketua Himpunan Nelayan Pursein Nasional, James T, mengatakan dari 1.478 kapal yang melaut di Pelabuhan Muara Baru, terdapat 600 kapal yang tidak melaut. Alhasil, sekitar 10 ribu Anak Buah Kapal (ABK) menganggur.


"Tiap kapal itu diawaki sekitar 20-40 orang. Setiap hari tiap awak biasa dapat hasil senilai Rp 100 ribu, tapi dengan tidak melaut mereka tidak dapat apa-apa," ujar James kepada wartawan, Kamis (4/8/2014).


"Berarti setiap hari kerugian nelayan mencapai Rp 1 miliar. Belum lagi kerugian kapal yang rusak karena terlalu lama sandar. Sebab kapal itu kalau terlalu lama terjemur akan rusak," keluhnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Liliek Litasari, membenarkan kerugian nelayan akibat pembatasan solar tersebut. Menurutnya, selain di Pelabuhan Muara Baru, di Pelabuhan Muara Angke dari sekitar 250 kapal hanya 10 kapal yang melaut.


"Para nelayan sudah menyampaikan persoalan ini melalui surat kepada Wakil Gubernur. Kita juga tengah mengupayakan apa yang terbaik bagi nelayan," ucapnya.


Lanjutnya, dari informasi yang diperoleh, pihak Pertamina juga telah mengeluarkan jatah BBM untuk Desember dialihkan ke September. "Saya berharap segera ada win win solution terkait persoalan ini," imbuhnya.


(tfn/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!