Pelaut Bergaji Rp 120 Juta/Bulan Kaget Pengajuan KPR-nya Ditolak Bank

Jakarta -Kaget, itulah yang dirasakan oleh 'AS' seorang pelaut asal Indonesia yang bekerja di perusahaan Singapura. Meski bergaji Rp 120 juta per bulan, tak membuat bank mau meloloskan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dirinya.

AS lulus akademi pelayaran pada tahun 2010, lalu mulai bekerja sebagai pelaut dengan jabatan perwira mesin di perusahaan Belanda. Gaji pertamanya sekitar 3.000 Euro atau sekitar Rp 45 juta per bulan.


Meski baru bekerja beberapa bulan, ia percaya diri mengincar sebuah rumah seharga Rp 400 juta di Yogyakarta. Ia percaya diri karena sudah mengantongi Rp 150 juta. Namun sayang, syarat pengajuan KPR harus pekerja dengan usia kerja minimal 2 tahun, sedangkan masa kerjanya hanya baru 5 bulan.


"Maka pupus lah harapan saya untuk memiliki rumah seketika itu," keluh AS dalam surat elektroniknya, Rabu (10/9/2014).


Setelah gagal, tak membuat AS putus asa, beberapa tahun sesudah kegagalan itu AS pindah kerja di perusahaan asing di Singapura dengan kontrak 40 hari on/off duty dengan gaji sekitar Rp 120 juta/bulan.


Dengan modal pengalaman kerja sudah 5 tahun, berusia 26 tahun dan penghasilan yang sangat mapan, ia penuh percaya diri datang ke bank untuk mengajukan KPR. Waktu itu rumah yang diincarnya seharga Rp 600 juta di Yogyakarta dengan DP 30%.


"Namun alangkah kagetnya saya ketika pihak bank menolak KPR yang saya ajukan. Dengan alasan bank masih ragu karena mungkin saja kontrak dan slip gaji saya fiktif," kata AS.Next


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!