Selain Thailand, Orang Vietnam Juga Belajar Bahasa Indonesia

Jakarta -Menghadapi era pasar bebas ASEAN (MEA 2015), pelaku jasa konstruksi Indonesia harus berbenah diri lebih giat agar tidak tergilas oleh negara-negara lainnya.

Selain keterampilan bidang konstruksi, masalah bahasa juga hal penting, pekerja negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam sudah ada yang belajar bahasa Indonesia.


Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Hediyanto W. Husaini mengatakan, saat ini kendala bahasa masih menjadi kendala utama sulitnya tenaga kerja konstruksi Indonesia bisa diterima di negara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.


"Masalah daya saing kita di luar negeri, seringkali yang ditemukan adalah terkendala bahasa," kata Hediyanto usai menghadiri acara pembukaan Lomba Pekerja dan Sarasehan Konstruksi di Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan, Jakarta, Selasa (9/9/2014).


Bila hal ini tidak segera dibehani, maka Indonesia terancam kebanjiran pekerja konstruksi dari negara pada bebas ASEAN di akhir 2015. "Karena sekarang orang Vietnam sudah belajar bahasa Indonesia. Bahaya kalau kita tidak mengimbangi," tegasnya.


Ia menambahkan, bila pemerintah berhasil menjawab tantangan ini maka bukan hal yang mustahil Indonesia bisa merajai industri konstruksi regional ASEAN bahkan Asia.


"Sekarang saja Indonesia adalah negara pemasok tenaga konstruksi terbesar keempat di ASEAN. Tenaga kita banyak di Arab, dan sudah bisa bahasa Arab. Semoga ini bisa dilanjutkan sehingga kita bisa lebih berdaya saing," pungkasnya.


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!