Menurut Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga BBM bersubsidi tentu akan mempengaruhi harga barang dan jasa secara keseluruhan. Oleh karena itu, bisa dipastikan inflasi akan cukup tinggi.
"Kalau naik Rp 3.000/liter, dampak inflasinya 1,7% untuk kenaikan harga BBM saja. Tapi ketika tarif angkutan naik, kebutuhan yang lain juga naik," kata Sasmito di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Sasmito memperkirakan, jika harga BBM naik November, maka pada bulan itu akan terjadi inflasi sekitar 3,5%. "Itu November saja. Bisa sekitar 3,5% lah pada November. Mudah-mudahan jangan sampai lebih dari 3,5%," tuturnya.
Sebelumnya, Penasihat Senior Tim Transisi Jokowi-JK Luhut Binsar Panjaitan mengungkapka, kenaikan harga BBM akan dilangsungkan pada November 2014. Besaran kenaikannya adalah Rp 3.000/liter.
Menurut Luhut, kebijakan ini diyakini bisa menghemat anggaran sampai lebih dari Rp 150 triliun dan bisa digunakan untuk membangun infrastruktur. Jokowi-JK juga akan menyediakan dana untuk membantu masyarakat miskin.
Namun kemudian, Jokowi sendiri yang menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi belum dipastikan. "Siapa yang memastikan? Baru dalam proses hitung-hitunganan. Berapa kenaikan belum, kapannya juga belum," sebutnya, Selasa (30/9/2014).
(hds/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
