RNI membangun kandang sapi berskala internasional guna menampung ribuan ekor sapi impor. Pengadaan kandang sapi menjadi satu syarat yang harus dipenuhi importir mendapatkan jatah impor sapi dari Kemendag.
"Kami telah membangun kandang sapi sesuai kelayakan untuk mengintegrasikan dan sesuai standar sapi impor Australia senilai Rp 3,5 miliar," ungkap Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (20/10/2014).
Kandang sapi modern tersebut telah dibangun RNI di kebun tebu Jatitujuh, Indramayu, Jawa Barat. Kandang ini mampu menampung 1.500 ekor sapi dan dilengkapi dengan mesin perawatan sapi dan peralatan lainnya.
"Kita sudah siapkan di Jatitujuh akhir bulan ini jadi dan nanti akan ditinjau konsultan Australia untuk dinilai kelayakan. Kandang itu sudah kami bangun sesuai kelayakan sapi impor," imbuhnya.
Menurut rencana, RNI akan mengimpor 30.000 ekor sapi hidup di tahun 2014, namun belum direalisasikan karena persoalan kurs dan perizinan. Sebanyak 70% sapi yang akan diimpor adalah kategori sapi bakalan, sisanya sapi siap potong.
Hingga 20 Oktober 2014 ini jumlah populasi sapi yang dimiliki RNI tersisa 1.200 ekor. Ismed juga mengatakan RNI berniat mengimpor sapi indukan asalkan bea masuk impor dibebaskan.
"Saya sudah kirim lagi kemarin surat ke Pak Lutfi (Menteri Perdagangan) agar diberikan alokasi impor lagi tetapi sampai sekarang belum juga dikeluarkan. Syarat memang banyak seperti kandang untuk sapi berbasis impor. Kandang itu sekarang sedang kami bangun dengan kapasitas sekitar 1.500 ekor," jelasnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
