Penurunan terjadi akibat belum pulihnya perdagangan global. Salah satu sektor yang turun pada transaksi TEI 2014 adalah penurunan pada sektor transaksi investasi.
"Ada dua faktor kenapa investasi di TEI turun. Pertama adalah karena teman-teman BKPM intensif melakukan promosi investasi di event lain, yang memang khusus didedikasikan untuk investasi. Yang penting adalah total investasinya. Kita tetap optimis investasi ini masih akan bertumbuh," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di kantor Kemendag, Rabu (15/10/2014).
Dari total transaksi TEI 2014, transaksi produk mendominasi mencapai US$ 814,31 juta, melebihi target dari yang ditetapkan dari US$ 800 juta.
meningkat 17,64% dibandingkan 2013. Sedangkan untuk realisasi transaksi sektor jasa mencapai US$ 105,09 juta, sedangkan untuk sektor investasi US$ 500 juta turun 53% dari tahun lalu.
Untuk transaksi barang, produk yang diminati buyer selama TEI 2014 adalah furnitur, makanan olahan, TPT, bahan bangunan, serta kertas dan produk kertas. Negara pembelinya antara lain dari Kanada, India, Australia, Korsel, dan AS.
Sedangkan negara yang tinggi permintaannya terhadap jasa antara lain dari Malaysia, Jepang, Qatar, Etopia, Taiwan, dan Belanda. BNP2TKI mencatat permintaan tenaga kerja di Indonesia pada TEI 2014 mencapai 11.961 orang, dari 19 negara.
"Hal ini menunjukan keunggulan kompetitif di sektor jasa, yang dimiliiki Indonesia, apalagi memasuki masyrakat ekonomi Asean persaingan jasa makin ketat, para pekerja asing akan bebas masuk ke Indonesia, dan bersaing dengan tenaga kerja di dalam negeri, hospitality diminati buyer di susul jasa konstruksi, teknik, agrikultur, manufaktur, kesehatan," katanya.
Padahal penyelenggaraan Trade Expo Indonesia ke-28 tahun 2013 mencapai rekor yaitu US$ 1,82 miliar, pada 2012 transaksi TEI 2014 mencapai US$ 1 miliar.
(hen/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
