"Jadi jangan berpikir rupiah kuat itu prioritas yang utama, tapi yang penting stabil," ungkap Sofyan di Gedung Djuanda Kemenkeu, Jakarta, Rabu (3/12/2014)
Menurut Sofyan, pihak yang paling terdampak akibat gejolak nilai tukar adalah pelaku usaha khususnya eksportir dan importir. Kestabilan nilai tukar rupiah, sangat penting untuk mengurangi beban perusahaan.
"Kalau stabil, pengusaha tidak terlalu menjadi beban. Karena mereka nggak bisa hitung kurs," katanya.
Untuk mencapai kestabilan rupiah, pemrintah tetap akan menjaga fundamental ekonomi agar semakin kuat. Misalnya menjaga inflasi yang rendah dan neraca perdagangan yang terus surplus.
"Kita perbaiki sektor riil supaya investasi cepat masuk, rupiah menguat. Jadi yang kita lakukan lebih sistemik," terang Sofyan
Pada hari ini dolar AS mencapai Rp 12.325 pada puncak tertingginya. Tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS sudah terjadi sejak akhir pekan lalu.
(mkl/hen)