Tahun Depan, Jokowi Pangkas Utang Rp 22 Triliun

Jakarta -Pemerintah akan mengurangi penarikan utang dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) pada 2015. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, penarikan obligasi direncanakan Rp 277 triliun dan akan diturunkan sekitar Rp 22 triliun di APBN-Perubahan.

"Kita harapkan bisa sekitar Rp 22 triliun," ungkap Direktur Strategi Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Scenaider Clasein H Siahaan di Gedung Djuanda, komplek Kemenkeu, Jakarta, Rabu (3/12/2014).


Dengan demikian, lanjut Scenaider, defisit anggaran 2015 juga akan turun dari awalnya 2,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 2% PDB.


"Kita tahun ini kan 2,4%. Harusnya (tahun depan) turun di bawah itu. Kita harapkan 2%," tuturnya.


Pengurangan defisit, tambah Scenaider, bertujuan untuk menghindari risiko yang muncul dari kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan dilakukan tahun depan. Ketika suku bunga di AS naik, maka investor akan cenderung memilih instrumen investasi di Negeri Paman Sam dan meninggalkan negara-negara berkembang.


Selain itu, kenaikan suku bunga di AS juga akan mendorong persaingan untuk menarik minat investor. Akibatnya, bunga yang ditawarkan dalam setiap penerbitan obligasi harus kompetitif dengan di AS.


"Kita nggak ingin banyak terganggu dampak global," tegas Scenaider.


Meski demikian, rencana pengurangan utang ini masih akan dibahas sebelum pengajuan APBN-P 2015. "Arahan dari Pak Presiden pertama realokasi subsidi kepada infrastruktur untuk maritim dan konektivitas. Baru sisanya dipakai untuk ngurangi utang," papar Schneider.


(mkl/hds)