Suramnya Bisnis Batu Bara, Harga Anjlok 22% Dalam Setahun

Jakarta -Bisnis batu bara di awal tahun ini masih lesu. Harga jual batu bara di pasar internasional juga belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Dari data Kementerian ESDM Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk penjualan langsung (spot) yang berlaku tanggal 1 Januari 2015 hingga 31 Januari 2015 pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah US$ 63,84/Ton.


HBA Januari 2015 itu, turun US$ 0,81 atau setara 1,25%, dibandingkan dengan HBA Desember 2014 sebesar US$ 64,65. Nilai HBA Januari 2015 masih melanjutkan tren penurunan HBA yang terjadi di 2014.


Rata-rata HBA di 2014 adalah US$ 72,62. Bila dibandingkan dengan HBA bulan yang sama di 2014 yaitu sebesar US$ 81,90, maka HBA Januari 2015 ini anjlok hingga US$ 18,06 atau setara 22%.


Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo), Ekawahyu Kasih mengatakan, dengan harga jual batu bara yang rendah itu, sudah waktunya pemerintah bisa menggenjot konsumsi batu bara dalam negeri.


"Pada kondisi yang sangat terpuruk seperti sekarang ini, pemerintah harus segara duduk bersama pengusaha batu bara. Inti masalahnya adalah harga yang terus merosot, ini yang harus dicari solusinya," katanya ketika dihubungi detikFinance, Kamis (12/2/2015).


Bila harga tetap rendah, maka produksi perusahaan batu bara akan dikurangi. Ujung-ujungnya, banyak karyawan yang berhenti bekerja untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.


Salah satu cara memaksimalkan konsumsi dalam negeri, kata dia, adalah mempercepat proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang sudah ada dalam wacana pemerintah.


"Sebanyak 20.000 MW itu pakai batu bara. Kalau itu bisa dipercepat maka semua akan membaik," ujarnya.


Bagaimana prediksi bisnis batu bara untuk tahun ini? Klik tautan yang satu ini.


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com