Proyek Sumba Iconic Island sudah digagas sejak 2010 oleh Kementerian ESDM bersama-sama dengan Bappenas dan Hivos, sebuah lembaga non pemerintah internasional.
Pada November 2012, Bank Pembangunan Asia (ADB) turut bergabung untuk mempercepat realisasi inisiatif ini. Kemudian pada 2013, Kedutaan Norwegia untuk Indonesia pun telah turut mengambil peran dalam mendukung pelaksanaan inisiatif Sumba Iconic Island (SII).
"Kita ingin proyek di Sumba ini menjadi contoh yang baik, menjadi 'wabah' bagi daerah terbiasa bahkan gemar menggunakan energi baru terbarukan," ujar Sudirman di Balai Desa Laimbonga, Kecamatan Kahaungu Eti, Sumba Timur, NTT, Selasa (7/4/2015).
Sudirman mengatakan, masa depan energi Indonesia adalah energi baru dan terbarukan. Sebab, cepat atau lambat energi fosil seperti minyak dan batu bara serta gas bumi pasti habis.
"Hanya menunggu waktu saja energi fosil kita habis. Masa depan kita ada di energi baru dan terbarukan," ungkapnya.
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menargetkan 100% kebutuhan listrik di Pulau Sumba pada 2025 terpenuhi dari energi baru dan terbarukan.
"Potensi energi baru terbarukan di Sumba itu sangat banyak. Energi matahari, daerah savana yang sangat luas, energi angin. Belum lagi biomassa, air, dan lainnya," kata Dirjen EBTKE Rida Mulyana.
(rrd/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
