Ini Alasan Pemerintah RI Pilih Impor Listrik dari Malaysia

Jakarta -Indonesia pada akhir 2014 akan mengimpor listrik dari Serawak Malaysia sebesar 200 megawatt (MW). Kapasitas listrik yang diimpor ini lebih besar dari yang telah diimpor selama ini. Apa alasannya?

"Alasan kita impor listrik karena untuk menurunkan biaya, sambil kita memperkuat infrastruktur listrik kita," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman, ditemui di acara International Conference Power Plant and Energy Jakarta Summit di Hotel Rizt Carlton Mega Kuningan, Selasa (19/11/2013).


Jarman mengungkapkan, dengan impor listrik dari Serawak-Malaysia ke Pontianak-Kalimantan Barat, biaya listriknya lebih murah dibandingkan membangkitkan listrik dengan menggunakan diesel.


"Di Pontianak kan sekarang ini pembangkit listriknya sebagian besar menggunakan solar, yang biaya produksi listriknya mencapai Rp 3.500 per kWh, sedangkan dengan impor listrik dari Malaysia hanya Rp 900 per kWh, karena di Malaysia pembangkit listriknya tenaga air," ungkapnya.


Jarman menambahkan, impor listrik dari Malaysia ini lebih memberikan banyak manfaat, karena memproduksi listrik dengan tenaga diesel, pasokan solarnya juga dapat dari impor.


"Dua-duanya ini impor, tapi kalau produksi listrik pakai solar lebih mahal, kalau impor listriknya jauh lebih murah," kata Jarman.


Impor solar yang dilakukan Indonesia ini hanya sementara, karena menunggu pembangunan pembangkit di Kalimantan Barat selesai.Next


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!