Garuda Usul Harga Bioavtur Lebih Murah dari Avtur

Jakarta -Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberlakukan aturan penggunaan campuran 2% bahan bakar nabati berbasis sawit ke dalam avtur yang dimulai tahun 2016 mendatang.

Maskapai penerbangan nasional seperti PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) meminta harga jual bioavtur nanti sama atau lebih rendah dari avtur agar tidak memberatkan pelaku usaha.


"Kalau kita mampu memproduksi bioavtur dalam jumlah yang banyak sehingga harganya bisa sama dengan avtur, syukur-syukur bisa jauh lebih murah," kata Direktur Operasional PT Garuda Indonesia Tbk Capt. Novianto saat berdiskusi tentang bahan bakar pesawat ramah lingkungan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (26/05/2014).


Saat ini menurut Novianto harga jual avtur di pasar internasional fluktuatif. Dengan harga jual yang sama antara bioavtur dan avtur diharapkan tidak memberatkan pelaku usaha dalam hal ini perusahaan maskapai penerbangan.


"Saya percaya dengan teknologi yang ada harganya akan sama. Bioavtur ini harganya harus seperti BBM ikut harga pasar. Intinya harganya pasar," imbuhnya.


Novianto menjelaskan setiap tahun rata-rata Garuda Indonesia mengkonsumsi 1,8 miliar liter atau setara dengan 18 juta Kiloliter. Dari jumlah itu sebagian besar bahan bakar avtur dibelinya dari Pertamina.


"1,8 miliar liter itu mayoritas ada di pasar domestik. Itu konsumsi seluruh penerbangan. Dari Pertamina kita beli sekitar 60% setelah itu beli di mana-mana bisa di Singapura, Kuala Lumpur tergantung kita terbangnya kemana," jelasnya.


(wij/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!