Adalah PT Pertamina Gas (Pertagas) yang menjalankan proyek pipa ini. Menurut Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya, pipa gas ini dibangun dengan konsep open access.
Menko Perekonomian Chairul Tanjung datang untuk meresmikan groundbreaking proyek ini. Pipa ini memiliki kapasitas penyaluran gas sebanyak 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Kontraktor proyek adalah konsorsium PT Wijaya Karya Tbk, PT Remaja Bangun Kencana Kontraktor, dan PT Kelsri. Pengerjaan proyek memakan waktu 18 bulan, dan akan siap beroperasi pada kuartal I-2016.
Pipanisasi ini akan melewati 4 kabupaten/kota di Jawa Tengah dan tiga kabupaten di Jawa Timur. Pipanisasi Gresem ini dimulai dari metering station Gresik Pertagas dan berakhir di Tambak Lorok.
Hendra mengatakan, pembangunan ruas pipa baru ini menelan biaya US$ 515,7 juta atau sekitar Rp 6,1 triliun.
Pertagas telah mendapat alokasi gas excess dari Jawa Timur yang berasal dari Kangean sebesar 30 MMSCFD di tahun 2016, dan pada 2019 Pertagas juga mendapat suplai gas Cepu Lapangan Tiung Biru dan Cendana sebesar 100 MMSCFD, serta potensi gas Cepu lapangan Alas Tua sebesar 110 MMSCFD mulai tahun 2022.
"Pembangunan proyek ini memiliki arti strategis, tidak saja dalam mendukung program pemerintah dalam konversi BBM ke gas untuk bahan bakar industri, juga mewujudkan infrastruktur gas yang terintegrasi di Pulau Jawa sebagai penopang perekonomian nasional," jelas Hendra dalam keterangannya, Rabu (8/10/2014).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya membuka pintu seluas-luasnya bagi Pertagas untuk mempercepat proses pembangunan proyek Gresem ini, agar secepatnya bermanfaat bagi masyarakat. "Kami mendukung proyek pipa Gresik-Semarang agar dapat memberikan dampak positif bagi industri, multiplier effect masyarakat hingga meningkatkan pendapatan daerah untuk pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan Jateng," tegas Ganjar.
Sementara Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, surplus gas di Jawa Timur belum sepenuhnya dinikmati masyarakat. Kelak setelah pipa gas Gresem ini terbangun, maka setiap ruas yang dilewati pipa, masyarakat akan dapat memanfaatkan gas termasuk untuk rumah tangga dan transportasi. "Semakin cepat pipa selesai terbangun akan lebih baik bagi pemanfaatan gas di berbagai sektor di Jawa Timur," katanya.
(dnl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!