Sri Adiningsih, Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN.
"Di ASEAN seperti Kamboja pertumbuhan sampai 7%. Malaysia sampai 6%, Filipina 6%. Saat ini di ASEAN tengah terjadi kebangkitan ekonomi," kata Adiningsih di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (21/10/2014) malam.
Berkaca dari kebangkitan ASEAN, lanjut Adiningsih, Indonesia punya potensi untuk meraih kembali pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dia menyakini Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7-8%.
"Indonesia punya potensi. Kita punya bonus demografi, punya pasar yang besar. Potensi momentum positif terbangun, ekonomi kita bisa tumbuh 7-8% pada 2019. Tahun depan 6% bisa tercapai," jelasnya.
Meski didukung jumlah penduduk dan pasar yang besar, tambah Adiningsih, tetapi Jokowi harus dibantu oleh tim ekonomi dalam hal ini para menteri yang andal. Jokowi diminta menunjuk menteri-menteri ekonomi yang tepat agar bisa mewujudkan visi dan misi sewaktu kampanye.
"Tim ekonomi yang dipilih harus mampu men-deliver visi dan misi serta punya passion untuk rakyat Indonesia. Nggak punya konflik kepentingan dan pekerja keras. Kalau menteri-menteri bisa laksanakan visi dan misi, maka ekonomi tumbuh pesat. Investasi dan perdagangan bisa naik," terangnya.
Pertumbuhan ekonomi, menurut Adiningsih, juga harus didukung program prioritas yang dijalankan. Jokowi memiliki fokus ke sektor maritim dan pertanian. Hal ini bisa menjadi pendorong perekonomian Indonesia.
"Sektor pertanian dan maritim akan berkembang. Itu prioritas," sebutnya.
(feb/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
