Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nuz Nuzulia Ishak di sela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI), Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2014)
Nuz mengatakan, ada beberapa alasan harga kopi luwak harganya tinggi di pasar ekspor.
"Rasanya berbeda dengan kopi lainnya karena ada proses fermentasi, di dalam perut luwak sehingga terjadi perubahan cita rasa yang disukai pembeli," kata Nuz.
Selain itu, kopi spesial seperti luwak produksinya tak bisa didorong, sehingga harganya tetap tinggi. "Kopi luwak itu mahal karena eksklusifitasnya, sehingga harganya semakin tinggi,"katanya.
Ia menambahkan, sebelum menjadi kopi luwak, kopi arabika atau robusta dimakan oleh binatang luwak. Namun binatang luwak tak bisa dipaksa makan terlalu banyak. "Jadi suplainya terbatas," terangnya.
Menurutnya, yang membedakan kopi luwak dengan kopi spesial lainnya adalah soal kapasitas produksi. Kopi spesial lain bisa digenjot produksinya dengan menanam,sedangkan kopi luwak tak bisa digenjot produksinya.
"Intinya luwak harga tinggi karena dimakan bukan ditanam, jadi tak bisa dipaksa produksinya," katanya.
(hen/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
