Untuk mengatasi hal tersebut, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia Hendrisman Rahim mengatakan diperlukan agen-agen asuransi yang memiliki kompetensi, profesionalitas, dan komitmen. Selain itu, agen asuransi juga harus memiliki sertifikat profesi.
"Target kami pada akhir 2015 terdapat 500 ribu agen. Kami telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut, antara lain menurunkan biaya ujian sertifikasi keagenan, membuka pusat-pusat ujian di berbagai kota sampai ke kota kabupaten untuk memudahkan agen ikut ujian serta membuka jadwal ujian yang lebih bervariatif. Kami juga terus memotivasi, membina dan memberikan pelatihan kepada agen agar dapat terus berproduksi," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (19/10/2014).
Agen asuransi ini yang nantinya akan mengenalkan asuransi ke semua lapisan masyarakat, karena saat ini, pandangan masyarakat terhadap pentingnya asuransi masih minim.
Pentingnya asuransi dan agen yang kompeten pun diakui oleh mantan Pemain Tim Nasional Sepakbola Indonesia Bima Sakti. Menurutnya, atlet yang rentan cedera perlu dikenalkan ke asuransi.
"Seorang agen yang memiliki kompetensi dan profesional dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi calon pemegang polis khususnya bagi mantan pesepakbola," ujar dia.
Bima mengatakan para pesepakbola memiliki risiko finansial yang besar meskipun mereka dapat menghasilkan uang banyak dalam tempo singkat. Gaji miliaran rupiah bisa ludes dalam waktu sekejap apabila tidak dikelola dengan baik.Next
(zul/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!