Beda dengan investasi pengembangan terminal bandara yang menjanjikan dari sisi bisnis, pembangunan terminal pelabuhan modern pertama di Indonesia ini justru sebetulnya tidak menjanjikan keuntungan bagi Pelindo III.
"Ini nggak untung. Kalau bisnis pasti rugi," kata Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto kepada detikFinance, Minggu (5/10/2014).
Meski tidak layak secara bisnis, lanjut Edi, Pelindo III selaku operator pelabuhan pelat merah memiliki tugas memberikan pelayanan kepada pengguna jasa angkutan laut. Apalagi ada tantangan dari Menteri Badan usaha Milik negara (BUMN) Dahlan Iskan agar fasilitas pelayanan penumpang lebih baik daripada fasilitas yang diterima oleh Direksi BUMN.
"Ini bukan sekedar fungsi komersial tapi fungsi pelayanan. Tugas BUMN adalah public service," sebutnya.
Pelindo III, tambah Edi, memiliki pandangan ke depan tentang penyediaan fasilitas layanan yang baik di pelabuhan. Adanya terminal yang nyaman, aman, dan tertib bisa membangkitkan kembali gairah masyarakat untuk memakai angkutan laut pasca serbuan tiket penerbangan murah.
Apalagi angkutan laut sebetulnya memiliki keunggulan karena bisa masuk ke daerah-daerah yang belum dijangkau angkutan udara. Namun penyediaan fasilitas terminal pelabuhan sekelas bandara harus diikuti oleh pelayanan dari operator kapal.
"Kita mendorong Pelni untuk online ticketing. Kita juga siapkan counter ke Pelni. Kapalnya juga harus baik," katanya.
(feb/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
