Curhat Pedagang Sayur: Naikkan Saja Harga BBM, Tapi Waduk Dibangun

Jakarta -Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mencapai ratusan triliun rupiah per tahun menyebabkan pemerintah sulit membangun berbagai infrastruktur. Salah satunya adalah bendungan dan irigasi, yang sangat dibutuhkan untuk mendorong produktivitas pertanian.

Akibat minimnya infrastruktur pertanian, petani kesulitan saat musim kering. Bencana kekeringan yang melanda sejumlah daerah menyebabkan pasokan produk pertanian berkurang sehingga harga naik cukup tajam.


"Saya baca di berita, katanya pemerintah mau bangun bendungan. Saya berharap bisa selesai dengan cepat. Jangan ditunda-tunda," tegas seorang pedagang sayur di Pasar Blok A, Jakarta Selatan, bernama Samsul kepada detikFinance, Selasa (4/11/2014).


Harapan tersebut disampaikannya lantaran produk pertanian yang dijualnya sangat bergantung pada keberadaan air. "Air itu kan nggak bisa kita butuh terus bimsalabim airnya muncul. Harus ditampung kalau sedang banyak, jadi pas kering begini bisa dikeluarkan," kata dia.


Sementara, minimnya infrastruktur waduk sebagai penampungan membuat petani tak berdaya ketika musim kering melanda. Samsul menyebut produk pertanian yang masuk ke jakarta berasal dari sejumlah daerah seperti Karawang, Bandung, Cipanas, Cianjur, dan Brebes.


"Kasihan teman-teman petani. Hujan deras kebanjiran, kemarau mereka kekeringan. Karena nggak punya bendungan itu," tuturnya.


Ia pun menyatakan dukungannya kepada pemerintah yang akan memangkas subsidi BBM asal pengalihannya dapat benar-benar diarahkan untuk pembangunan infrastruktur.Next


(dna/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!