Kendala Proyek Listrik Panas Bumi: Rebutan Bor dengan Perusahaan Minyak

Jakarta -Indonesia menghadapi ancaman krisis listrik dalam beberapa tahun ke depan. Potensi listrik dari energi terbarukan Indonesia sangat tinggi, namun minim pemanfaatannya.

Salah satunya potensi pembangkit listrik dari panas bumi (geothermal), di mana Indonesia dianugerahi cadangan panas bumi terbesar di dunia. Namun baru sekitar 4% yang termanfaatkan.


Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengungkapkan, penghambat proyek listrik energi baru tidak melulu soal izin atau birokrasi.


"Ada hal yang lain yang di luar perkiraan orang, saat ini kita rebutan rig (alat bor) dengan perusahaan minyak, jumlah rig-nya terbatas, kita mau ngebor sumur panas bumi untuk dapat uap rig-nya nggak ada, dipakai buat ngebor minyak," ujar Rida ditemui di Kantor Dirjen Ketenagalistrikan, Kuningan, Selasa (4/11/2014).


Rida mengungkapkan, tidak hanya terbatasnya jumlah rig, Sumber Daya Manusia untuk sektor kelistrikan panas bumi juga sedikit sekali jumlahnya. Untuk mengebor sumur panas bumi tidak mudah perlu orang ahli, sementara SDM-nya banyak di industri Migas.


"SDM kita juga terbatas, di sektor Migas aja kekurangan SDM-nya," ucapnya.


Ia mengakui, bagai buah simalakama Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 juga sedikit banyak bisa menjadi jalan keluar bagi sektor kelistrikan Indonesia.Next


(rrd/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!