Pemerintah Jokowi Mau Punya Kilang Baru, Investor Arab Hingga Angola Diundang

Jakarta -Pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin memiliki kilang minyak baru dengan kapasitas 300 ribu barel/hari. Investor dari Arab Saudi, Kuwait, Angola, hingga Iran ditawarkan untuk investasi.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, akan ada insentif yang dijanjikan oleh pemerintah, terutama insentif fiskal berupa tax holiday, atau libur bayar pajak. Di pemerintahan yang dulu, insentif semacam ini pernah dijanjikan namun gagal merealisasikan pembangunan kilang. Alasannya tidak Pertamina tidak mau menjadi penjamin.


Sudirman mengatakan, untuk saat ini, Pertamina dan Kementerian ESDM sudah siap menjadi penjamin untuk pembangunan proyek kilang dan mencari mitra atau investor untuk kerjasama. Tapi ada syaratnya.


"Syaratnya, harus bisa bawa crude supply (persediaan minyak mentah), harus memiliki teknologi, uang. Dan mitra yang kerjasama untuk membangun industri hilir, petrokimia," jelas Sudirman usai rapat koordinasi di kantor Menteri Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Rabu (3/12/2014).


Hadir dalam rapat tersebut juga Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Menko Maritim Indroyono Soesilo.


Selain insentif pajak, pemerintah juga menyediakan lahan 500 hektar di Bontang, Kalimantan Timur. Rencana pembangunan kilang dilakukan untuk memperkuat pasokan BBM di dalam negeri.


Kapan tender dilakukan?


"Di 2015 bisa dimulai tender. Tak perlu ada market sounding karena sudah pernah sebelumnya. Kita akan tawarkan semua pihak, termasuk Saudi Aramco dan Kuwait. Angola dan Iran menawarkan itu. Tapi kita akan lihat itu secara detail apakah sesuai dengan persyaratan," papar Sudirman.


Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pembangunan kilang menjadi prioritas. Pemerintah ingin memiliki kilang yang besar dengan menggandeng investor yang memiliki persyaratan tertentu.


"Satu-dua bulan ke depan bisa oke (tender). Bontang itu sudah siap sekali," jelasnya.


(dnl/hen)