Pilih Mobil Murah atau Rumah Murah? Ini Jawaban Pemerintah

Jakarta -Keberadaan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) dan insentifnya terus mendapat kritikan. Berbagai pihak mencoba membandingkan dengan nasib program rumah murah yang kini tak berjalan maksimal.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan alasan pentingnya program LCGC bagi Indonesia. Sayangnya Bambang tak menjelaskan soal kebijakan insentif untuk rumah murah.


Menurutnya mobil murah untuk menunjang industri komponen otomotif di dalam negeri. Untuk tahap awal mobil murah harus menggunakan 40% komponen dalam negeri, selanjutnya akan ditingkatkan.


"Dalam pemberian insentif untuk mobil murah, yang paling penting ini bukan impor. Maka dari itu untuk awal minimum 40% harus komponennya dari dalam negeri," katanya dalam seminar outlook economy 2014 di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Senin (18/11/2013)


Para produsen mobil murah harus meningkatkan kandungan komponen lokal menjadi 80% hingga 5 tahun mendatang. Artinya ada keseriusan untuk meningkatkan industri komponen kendaraan di dalam negeri daripada harus terus diimpor.


"Dalam 5 tahun itu 80% harus menggunakan komponen dalam negeri. Industri komponenanya yang lebih penting dalam insentif ini," sebut Bambang.


Keberadaan industri komponen kendaraan, menurutnya juga tidak hanya terkait dengan mobil murah. Ke depannya pemerintah akan mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk memproduksi mobil di Indonesia.


"Kita untuk mengurangi impor komponen itu yang diperkuat di dalam negeri. Karena itu nantinya bukan cuma buat LCGC, tapi untuk semua industri mobil," pungkasnya.


Sebelumnya, Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan, untuk membangun rumah di Indonesia, seluruhnya menggunakan produk lokal. Sangat berbeda dengan mobil murah yang komponennya sebagian masih impor.


"Jadi pengembang itu sama sekali menggunakan produk lokal untuk membangun rumah. Tapi kita tidak pernah diberikan insentif. Tapi mobil murah, komponennya tidak semua impor tapi mendapat insentif," ujar Setyo pada kesempatan itu.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!