Tahun Politik, Bagaimana Nasib Pertanian RI?

Jakarta -Pemerintah menyatakan, kondisi sektor pertanian Indonesia di tahun politik ini tetap terjaga. Produksi sejumlah produk pertanian tetap terjaga, tapi masih ada juga yang harus diimpor.

"Tahun Politik, Pertanian kita bergairah lah," ungkap Rusman dengan wajah senyum pada pameran Agrinex Expo di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (28/3/2014).


Menurut Rusman, produksi beras tahun ini tidak mengalami banyak masalah. Meskipun Rusman berpendapat ada beberapa hal yang harus diwaspadai seperti cuaca panas berkepanjangan.


Justru di satu sisi, kondisi cuaca panas yang akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia tahun ini akan mendorong produktivitas kedelai. Artinya sedikit demi sedikit ketergantungan impor kedelai bisa ditekan dengan meningkatnya produksi di dalam negeri.


"Produksi padi di Pulau Jawa itu lebih dari 50%. Sedangkan perubahan iklim adalah bagi produk horti non beras seperti kedelai itu bagus. Sepanjang tahun 2013 kenapa produksinya kedelai turun? Karena kemaraunya basah dan orang lebih berkeinginan tanam padi. Kalau saat ini begini paling tidak untuk beras kalau 8 juta saja surplusnya sudah bagus untung-untung kalau 10 juta ton. Jagung swasembada, kalau kedelai kebutuhan kita 2,2 juta kita baru 1,5 juta," tuturnya.


Terakhir Rusman memastikan, Indonesia tidak akan mengimpor komoditas beras medium di tahun 2014. Memang ada beberapa produk komoditas pertanian yang masih harus diimpor untuk pemenuhan kebutuhan di dalam negeri.


"Padi, bisa saya bilang optimis, surplus 8 juta. Teetapi tidak ada ada impor di tahun 2014 untuk beras medium loh ya. Komoditas lain kedelai masih impor, sapi hidup dan bakalan antara 600.000-an masih impor," jelasnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!