Gelar Earth Hour, Beban Listrik Jawa-Bali Merosot 509 MW

Jakarta -Beban listrik Jawa Madura dan Bali (Jamali) turun hingga 509 Mega Watt (MW) pada Sabtu malam kemarin, atau 2,56 % jika dibanding beban pada saat yang sama minggu lalu. Itu disebabkan karena adanya pelaksanaan Earth Hour (EH).

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN (Persero), Bambang Dwiyanto mengatakan, EH dilaksanakan pada Sabtu 29 Maret 2014 jam 20.30 - 21.30 waktu setempat. Minggu sebelumnya, Sabtu 22 Maret 2014 (seminggu sebelum EH) sekitar jam 21.00 WIB beban listrik di Jamali 19.869 MW dan pada jam 21.00 WIB 29 Maret 2014 beban turun menjadi 19.360 MW.


"Penurunan beban (konsumsi) listrik di Jamali terutama terlihat sekitar jam 21.00 WIB," kata Bambang dalam siaran pers, Minggu (30/3/2014).


"Penurunan terbesar terjadi di Jakarta dan Banten sebesar 386 MW," imbuhnya.


Jika dikonversi ke rupiah, dengan asumsi pembangkit yang dimatikan biaya produksinya Rp 2.000 per kilo Watt hour (kWh), maka perhematan di Jamali selama EH adalah :


- 507 MW selama 1 jam : 507 MWH : 507.000 kWh

- 507.000 x 2.000 : Rp 1.014.000.000 atau sekitar Rp 1 miliar.


Untuk beban listrik di sistem Sumatera terlihat sedikit mengalami kenaikan. Mneurut Bambang, hal ini dimungkinkan karena pada minggu ini terdapat tambahan pasokan ke sistem kelistrikan Sumatera setelah sebelumnya beberapa pembangkit mengalami pemeliharaan.


Di beberapa daerah tujuan wisata, seperti Batam juga sedikit mengalami kenaikan, kemungkinan karena banyaknya wisatawan dari luar kota dan luar negeri datang di libur panjang akhir pekan.


Untuk Indonesia Timur yang banyak terdapat sistem kelistrikan isolated (terpisah-pisah) rata-rata saat EH mengalami penurunan beban tipis dibanding minggu lalu.


Program Earth Hour sejalan dengan program kampanye hemat listrik yang selalu digaungkan PT PLN (Persero) sejak lama. Dan sangat bermanfaat bagi operasional pembangkit-pembangkit milik PLN. Pembangkit PLN yang sehari-hari bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, bisa diistirahatkan sejenak, terutama pembangkit yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Artinya PLN akan dapat melakukan penghematan dan efisiensi biaya bahan bakar.


(zul/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!