Untuk menyaingi dominasi KRL asal Jepang, BUMN kereta api yakni PT INKA (Persero) telah mengembangkan KRL khusus. KRL yang dirancang dan diproduksi INKA di Madiun, Jawa Timur, disesuaikan dengan kondisi cuaca dan aliran listrik pada jaringan KRL Commuter Line Jabodetabek.
"KRL sudah kita desain sesuai dengan kondisi infrastrukture LAA/Listrik Aliran Atas di Jabodetabek. Di mana kisaran voltasenya cukup lebar, desain kami kisaran voltase 1.000-2.000 VDC. Untuk AC juga sudah kami sesuaikan dengan kondisi suhu dan kelembaban rata-rata di Jakarta," kata Direktur Produksi INKA Hendy Hendratno Adji kepada detikFinance, Jumat (28/3/2014).
Untuk teknologi kereta, KRL buatan INKA menggunakan mesin dari produsen kereta dunia yakni Bombardier.
"KRL Inka menggunakan propulsi-nya Bombardier. Propulsi itu mesin penggerak. Kalau di KRL ada traction inverter, static inverter, traction motor," sebutnya.
KRL produksi INKA saat ini telah dipakai untuk melayani penumpang KRL Jabodetabek. Terakhir INKA memasok 10 rangkaian KRL untuk layanan KRL Jabodetabek di 2013.
"KRL INKA yang terakhir sudah dioperasikan sejak 2013. Dikenal penumpang dengan sebutan KRL KFW, karena dibeli dengan pembiayaan KFW Jerman," terangnya.
Meski harus bersaing dengan KRL bekas dari Jepang, ternyata INKA pernah menjalin kerjasama pengembangan kereta dengan Jepang. Namun kini, INKA telah mampu memproduksi dan mengembangkan sendiri berbagai tipe kereta.
"INKA sudah pernah kerjasama dengan Jepang. Memproduksi 2 set KRLi tahun 2001/2002. Pengembangan teknologi awal berdirinya INKA banyak kerjasama dengan Jepang. Tapi sekarang sebagian besar sudah mulai kita kembangkan sendiri," sebutnya.
(feb/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
