Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saat menyampaikan pengembangan di kawasan Indonesia Timur bukan hanya pada soal perikanan namun juga ada sektor wisata bahari.
"Indonesia Timur jangan terperangkap perikanan saja, perikanan oke tapi problem logistik kita yang agak berat listrik kita juga tidak memadai, wisata bahari ini saya kira bisa," katanya dalam diskusi bersama Kadin di Menara Kadin Jakarta (28/3/2014).
Bahkan Sudirman menyebutkan bahwa hasil dari pengelolaan wisata bahari ini lebih besar jika dibandingkan dengan pengelolaan perikanan. "Hasil dari kelautan dan pariwisata lebih besar pariwisatanya,"tegasnya.
Sudirman memberikan contoh, di Kepulauan Seribu ada Gugusan Pulau Pari di sana terdapat Pulau Tengah. Di dalam pulau kecil ini ada sebuah cottages yang dijual paling murah dengan harga Rp 5 miliar setiap satu unitnya.
"Kalau bapak ke Pulau Tengah di Pulau Pari di situ ada pulau kecil namanya Pulau Tengah di gugusan Pulau Pari. Itu pulau hanya 5 hektar, tapi sekarang sudah dibangun cottages seperti di Maladewa itu dibangun hanya 30 unit. Saya dapat kabar bahwa harga cotages itu paling murah Rp 5 miliar dan itu bisa dikembangkan lagi hingga 300 cotages dan itu bisa menjadi Maldives Indonesia," tambahnya.
Contoh yang lain adalah musim memberi makan ikan di Wakatobi bisa menjadi satu daya tarik tersendiri yang mampu banyak menyedot wisatawan baik dalam maupun uar negeri.
"Di Wakatobi waktu-waktu memberi makan itu dijual dengan harga mahal sebagai wisata bahari, wisatawan datang hanya untuk memencet tombol dan pakan ikan keluar kemudian ikannya naik, itu mestinya kita pertimbangkan di kawasan Indonesia timur," pungkasnya.
(dru/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
