Ini Alasan Pertamina Tolak Pelabuhan Cilamaya

Jakarta -PT Pertamina (Persero) menyatakan menolak proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Salah satu alasannya adalah proyek ini berpotensi membuat Jakarta gelap gulita.

"Kalau Pelabuhan Cilamaya tetap dibangun, maka mengakibatkan beberapa anjungan minyak di lepas pantai milik Pertamina Hulu Energi harus dipindah. Tentunya akan membuat produksi terhenti," kata Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husein ditemui di anjungan minyak PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ, Minggu (17/8/2014).


Terhentinya produksi PHE ONWJ akan mengakibatkan produksi minyak turun drastis hingga 43.000 barel per hari. Selain itu, pasokan gas ke PT PLN (Persero) untuk dua pembangkit yakni PLTG Tanung Priok dan PLTG Muara Karang terhenti. Lalu pasokan gas untuk pupuk khususnya ke PT Pupuk Kujang juga terhenti.


"Dari PLN sudah bilang jika gas dari ONWJ terhenti Jakarta gelap gulita. Dari Pupuk Kujang, pasti produksi pupuk turun drastis yang mengakibatkan petani kekurangan pasokan pupuk. Jadi efeknya ke mana-mana," ungkap Husein.


Ia mengungkapkan, Pertamina sudah menyatakan hal ini ke pemerintah. "Namun pemerintah tetap ingin membangun. Katanya tetap bisa dibangun tanpa harus memindahkan anjungan minyak ONWJ, karena ketika ada kapal besar masuk ke Cilamaya akan dikawal kapal-kapal kecil sehingga tidak mengenai jaringan pipa gas dan minyak di bawah laut," terang Husein.


Namun bagi Pertamina, hal tersebut tetap menimbulkan risiko sangat tinggi, karena jaringan pipa di bawah laut Jawa khususnya melintasi perairan ke Pelabuhan Cilamaya sangat banyak.


"Di bawah itu banyak sekali pipa gas dan minyak. Arus di bawah kuat sekali, apalagi angin pada akhir tahun dan awal tahun kencang hingga 20 knot lebih. Kalau kapal besar tersebut jangkarnya terkena pipa, bahaya sekali. Lalu angin kencang membawa kapal tersebut menabrak anjungan, lebih bahaya lagi. Bagi kami risikonya tinggi, makanya kami ingin rencana itu ditinjau ulang," jelasnya.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!