Tak Puas Jual Kondom, BUMN Ini Rambah Bisnis Beras dan Air Minum Kemasan

Jakarta -PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) merambah bisnis air kemasan dan beras. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menamai produknya Raja Air dan Raja Beras.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menjelaskan masuknya perseroan di dalam bisnis baru ini karena RNI sebagai BUMN ingin terlibat di dalam distribusi dan penjualan sektor pangan strategis.


"Dengan masuknya RNI otomatis memudahkan produk ini dipasarkan karena RNI sudah memiliki jaringan distribusi dan market. Air kemasan diproduksi dalam bentuk gelas 330 ml, botol 600 ml dan 1500 ml serta ukuran galon," kata Ismed saat jumpa pers di kantor pusat RNI, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2014).


Untuk mendukung pasokan air minum, RNI memiliki empat pusat sumber air. Pusat tersebut berlokasi di Padalarang Jawa Barat, Ungaran Jawa Tengah, Pandaan Jawa Timur dan Singaraja Bali. Untuk mendukung proses produksi, RNI menggandeng koperasi dan BUMD. RNI sendiri mengguyur dana segar sebanyak Rp 150 miliar untuk membangun infrastruktur pendukung produksi air minum.


"Untuk air minum dalam galon pada tahun 2014 kita siapkan 100 ribu galon. Itu tahap pertama. Sedangkan untuk air minum gelas, botot 600 ml, 1500. Kita siapkan masing-masing 25 ribu pieces per jenis," jelasnya.


Untuk produksi beras, RNI menggandeng petani lokal dengan skema plasma. RNI memberi bibit dan pupuk sedangkan petani yang menanam. RNI sendiri memanfaatkan lahan milik petani. Lokasi pusat beras RNI berada di Oku Timur Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Jawa Barat.


Untuk mengolah gabah kering menjadi beras, perseroan akan membangun penggilingan padi di 4 lokasi. Perusahaan pelat merah itu merogoh kocek Rp 350 miliar untuk membangun empat penggilingan padi tersebut.


"Rice mill di Sumatera Selatan kapasitas 100 ribu ton per tahun, di PG Jatitujuh Indramayu kapasitas 150 ribu ton per tahun, PG Subang berkapasitas 150 ribu ton per tahun, dan PG Krebet Baru Malang kapasitas 100 ribu ton per tahun," sebutnya.


Produk beras RNI nantinya akan dijual untuk memenuhi pasar beras premium. Raja Beras nantinya dijual sebesar Rp 10.000 sampai Rp 13.000 per kg. Sedangkan kapasitas produksi mencapai 450.000 ton per tahun. Beras sendiri dijual dalam kemasan 1 kg sampai 10 kg.


"Kapasitas maksimal 2017 mencapai 450 ribu ton per tahun. Itu membantu Bulog sebagai back up pangan," tegasnya.


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!