'Tak Penting Siapa Presidennya, Harga BBM Harus Naik Tahun Ini'

Jakarta -Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih berpeluang untuk naik akhir tahun ini. Namun kemungkinan besar kebijakan tersebut akan dilakukan di pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

Anggota Badan Anggaran DPR Satya W Yudha menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi harus sesegera mungkin dilakukan. Pasalnya, anggaran subsidi sudah semakin membengkak.


"Ini subsidinya sudah besar sekali. Harusnya fiskal 2014 yang diingat. Tidak penting lagi siapa presidennya, harga BBM harus naik," tegas Satya di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (2/9/2014).


Tahun ini, anggaran subsidi BBM mencapai Rp 246,5 triliun. Sementara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015, subsidi BBM naik menjadi Rp 291,1 triliun.


Menurut Satya, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter dalam waktu dekat bisa menghemat Rp 20 triliun.


"Jadi sudah tidak rumit lagi memulai APBN 2015 karena harga BBM sudah dinaikkan. Alokasi anggaran untuk hal yang produktif bisa langsung dilakukan," paparnya.


Terkait efek inflasi, menurut Satya, bisa diredam melalui pemberian kompensasi. Tahun ini ada anggaran sebesar Rp 5 triliun dalam pos cadangan risiko sosial yang bisa dicairkan. Kemudian pada 2015, kebutuhan kompensasi bisa dianggarkan.


"Berikan kompensasi, plus dengan asuransi kesehatan tanpa pungutan apapun," tutur Satya.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!