Lalu, apa saja cara OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat soal industri keuangan ini?
"Kenyataannya ada berbagai kerentangan sektor keuangan faktor dari sifat fundamental dan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat kita," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad saat acara Peluncuran Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, akhir tahun lalu.
Muliaman menyebutkan, dari hasil survei di 27 provinsi di Indonesia, sedikitnya 8.000 responden menggambarkan tingkat literasi keuangan. Berdasarkan hasil survei, sektor perbankan merupakan pangsa pasar terbesar di sektor keuangan.
Dia merinci, di sektor asuransi 18 orang per 100 orang yang paham, 12 persen yang betul-betul memanfaatkan jasa asuransi, pegadaian 500 orang sudah memahami pegadaian, tapi pemanfaatannya baru 5 persen, 10 orang paham multifinance, dengan tingkat pemanfaatan 6 persen, 7 persen mengerti dana pensiun, pemanfaatan 2 persen, 2 persen pasar modal dengan pemanfaatan kuarang dari 1 persen.
"Memperhatikan hasil survei, upaya peningkatan literasi sangat penting, peningkatan pemahaman, langkah awal, bagi perluasan akses, peningkatakan kualitas produk keuangan untuk kesejahteraan," ujarnya.
Muliaman menjelaskan, pemerintah melalui program inklusif, memperluas akses masyarakat produk dan jasa keuangan untuk mendukung literasi keuangan sebagai prioritasNext
(drk/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!