JK: Di Singapura Lebih Banyak 'Tidak' Daripada 'Ya', RI Kebalikannya

Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai Indonesia perlu mencontoh Singapura soal perencanaan dan pembangunan kota. Negeri Singa yang merupakan negara berbasis kota, bisa maju karena kepemimpinan yang mumpuni.

"Untuk membangun kota yang baik, ada satu hal penting. Ternyata salah satu hal yang perlu dicatat adalah leadership kota itu. Saya kira kita bisa belajar dari Singapura," kata JK dalam acara peluncuran Indeks Kota Cerdas di JCC, Jakarta, Selasa (24/3/2015).


Menurut JK, Singapura adalah negara berbentuk kota atau negara kota yang sangat maju. Bahkan Singapura bisa dibilang kota yang paling maju dan cerdas, karena banyak memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaannya.


"Saya pikir Singapura bisa menjadi negara kota yang seperti itu karena leadership yang kuat. Pemimpin Singapura sangat kuat dalam menetapkan aturan. Orang meludah dihukum, orang membuang permen karet dihukum. Di Singapura lebih banyak kata 'tidak' daripada kata 'ya'," paparnya.


Sementara di Indonesia, lanjut JK, pemimpinnya terlalu banyak mengatakan 'ya' sehingga terkesan permisif, apa saja boleh dilakukan. Ketegasan pemimpin diperlukan untuk menjadikan kota lebih baik.


"Di Indonesia, pemimpinnya kebanyakan bilang 'ya'. Kalau wali kota kebanyakan bilang 'ya', pasti kotanya berantakan. Kata 'ya' yang dimaksud itu misalnya boleh enggak lapangan sepak bola dijadikan mal? Ya. Boleh tidak jalur hijau jadi hotel? Ya," jelas JK.


(hds/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com