Industri Asuransi Kurang Pede Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang industri asuransi dalam negeri kurang percaya diri menghadapi pasar bebas ASEAN atau Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015 mendatang.

Untuk menghadapi pasar bebas ASEAN perlu kesiapan dimensi kehidupan, khususnya sektor ekonomi seperti keterampilan tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, dan infrastruktur.


"Kita tidak terlalu optimis industri asuransi bisa begitu terbuka di 2015," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani saat acara Seminar Kesiapan Industri Asuransi menghadapi ASEAN Economic Community di Puri Ratna Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (25/3/2014).


Firdaus mengatakan, masyarakat Indonesia harus menyiapkan segala hal untuk bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN. Dari otoritas, tidak ada aturan khusus yang dipersiapkan untuk menghadapi pasar bebas ASEAN ini.


"AEC akan jadi pasar dan basis produksi tunggal. Kita harus mampu fasilitasi arus pergerakan pelaku bisnis. Kita tidak ada aturan khusus untuk ini. Perlindungan konsumen itu bagian dari memperkuat pasar kita dan meningkatkan reasuransi dalam negeri. Keinginan kita punya aktuaris dan ketentuan GCG. Jadi nggak ada aturan khusus," ujarnya.


Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani mengungkapkan, kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi AEC 2015 masih cukup rendah. Kesadaran individu maupun institusi terkait masih perlu ditingkatkan.


"Masih cukup rendah jadi harus melakukan awareness sosialisasi perbankan, asuransi dan pasar modal sehingga masyarakat kita siap. Kami para pelaku industri memang harus optimis tapi harus realistis. Masyarakat untuk melek asuransi masih sangat terbatas," kata Rosan.


Di negara lain seperti Myanmar, mereka sudah lebih dulu melakukan persiapan-persiapan dalam menghadapi AEC 2015 dengan cara mempelajari bahasa asing.


"Orang Myanmar sudah belajar bahasa Indonesia untuk 2015, kita belum ada, SDM, permodalan, sistem kita belum siap, ini PR yang harus disiapkan supaya pasar ASEAN paling gede di kita. Kita harus melihat potensi pasar ASEAN yang ada," pungkasnya.


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!