Direktur Utama PT Pertagas Hendra Jaya mengatakan memang ironis bila membandingkan perkembangan gas kota Indonesia dengan Korsel. Pemanfaatan gas alam cair atau LNG yang diubah menjadi gas untuk rumah tangga di Korsel sangat maju.
Sebagai negara importir gas, konsumen di Korsel harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan gas. Padahal di Indonesia harga gas untuk rumah tangga berdasarkan pengalaman Pertagas seperti di Jambi hanya Rp 3.500-3.700 per kubik.
"Di Korea Selatan dioperasikan oleh SK, harganya 8 sen per kubik atau sekitar Rp 9.000 per kubik. Masyarakat Korea punya daya beli yang tinggi," kata Hendra di sela-sela acara Konferensi Gastech di KINTEX, Seoul, Rabu (26/3/2014)
Hendra mengatakan bahkan SK salah satu perusahaan swasta Korsel, yang sudah menggarap proyek gas kota di China. Pihaknya juga akan bekerjasama SK dalam pengembangan gas kota di Tanah Air. Ia mengakui kehabatan Korsel, sebagai negara yang tak punya sumber daya energi namun bisa sukses mengembangkan gas kota
"Kita akan belajar dari mereka," katanya
Ia mengakui pembangunan gas kota di Indonesia tak hanya terbentur soal infrastruktur, namun kebijakan energi pemerintah. Untuk itu Pertagas menargetkan bisa memperluas jaringan gas kota untuk 27 kota di Indonesia hingga lima tahun ke depan sesuai penugasan dari pemerintah sejak 2013 lalu.Next
(hen/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
