Beralih dari Bensin ke Gas, Keuntungan Sopir Angkot Melonjak 100%

Jakarta -Beberapa angkutan umum kota di Jakarta mulai menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). Selain bus TransJakarta, banyak angkutan kota (angkot) seperti Mikrolet juga mulai mengisi BBG di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

Contohnya Tagor, salah satu sopir Mikrolet 06 Jurusan Kampung Melayu-Gandaria. Menurut Tagor menggunakan BBG jauh lebih hemat dibandingkan dengan bensin (BBM) jenis premium. Sehingga keuntungannya bisa melonjak 100% setelah beralih dari BBM ke BBG.


"Kita hitungannya per hari ya. Pakai premium per hari bisa lebih dari 35 liter bahkan sampai 40 liter. Kalau pakai gas hanya 30 liter itu sudah full bahkan masih sisa," ungkap Tagor saat ditemui detikFinance di SPBG A 11.03.01, Jalan Pemuda Raya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (18/08/2014).


Selain lebih hemat secara volume, ternyata harga yang ditawarkan pihak SPBG untuk BBG juga jauh lebih murah daripada BBM. Harga BBG per liter hanya Rp 3.100 sedangkan bensin premium Rp 6.500. Artinya sopir bisa menghemat secara volume dan harga.


"Lebih murah pakai gas lah harganya hanya Rp 3.100/liter, kalau premium Rp 6.500/liter," imbuhnya.


Dengan harga yang jauh lebih murah dan pemakaian yang hemat, Tagor mengakui bisa mendapatkan untung jauh lebih besar dengan menggunakan BBG. Setiap hari ia mengaku mendapatkan pendapatan bersih yang jauh lebih tinggi.


"Kalau pakai bensin premium pendapatan bersihnya hanya Rp 75.000-100.000/hari, pakai gas bisa Rp 150.000-200.000/hari," ujarnya.


Hal yang sama juga diungkapkan Trisna salah satu sopir Koperasi Taksi. Menurutnya menggunakan BBG lebih efisien dan menguntungkan ketimbang menggunakan bensin jenis premium.


"Taksi ini kalau pakai BBG hanya Rp 80.000 per hari. Kalau pakai premium bisa Rp 200.000 per hari. Untung ya untung pakai BBG daripada bensin premium," cetusnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!